TABALONG – Sudah lebih dari setahun Indonesia dilanda pandemi covid-19, namun masih banyak masyarakat yang takut berobat atau memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Umumnya dikarenakan termakan isu menyesatkan yang menganggap setiap pasien berobat ke rumah sakit atau puskesmas akan divonis covid-19.
Hal ini dikarenakan, selama pandemi covid-19, setiap pasien yang berobat akan di screering terlebih dahulu, untuk memastikan pasien terpapar covid-19 atau tidak. Padahal hal ini dilakukan agar petugas kesehatan tidak berisiko tertular saat menangani pasien. Juga untuk melacak kasus ditengah masyarakat. Hal tersebut ditegaskan kepala dinas kesehatan tabalong, dokter Taufiqurrahman Hamdie.
“Dalam masa pandemic ini, yang mana covid-nineteen masih banyak kasusnya, bukan berarti kita tidak melayani kasus yang lain. Karna kasus yang lainnya juga penting untuk dilayani karena menyangkut hidup orang banyak oleh karena itu mekanismenya di puskesmas di rumah sakit sebelum mereka datang itu ada penyaringan. Nah jadi kalo orang ada keluhan itu akan di saring disana apakah dia kearah covid, atau tidak. Yang tidak kearah covid maka akan di berikan pelayanan langsung walaupun sesuai dengan protokol kesehatan nah.” Kata Kepala Dinas Kesehatan Tabalong, dr. Taufiqurrahman Hamdie.
Dokter Taufiq pun menegaskan, baik rumah sakit maupun puskesmas tak semena-mena memvonis pasien terpapar covid-19. Penjaringan pasien memang wajib dilakukan pada semua pasien di masa pandemi ini, guna memberikan rasa aman, baik untuk pasien maupun untuk tenaga kesehatan yang bertugas. (Gazali Rahman).