Pembuatan Investment Project Ready to Offer (IPRO) yang diusulkan DPMPTSP Tabalong pada dasarnya membutuhkan dana yang tidak sedikit, dengan kisaran 800 sampai dengan 1 miliar rupiah. Meski demikian, DPRD Tabalong melalui Komisi II siap mendukung pembuatan IPRO di Tabalong guna meningkatkan investasi di Bumi Sarabakawa.
Hal ini disampaikan Ketua Komisi II DPRD Tabalong, Winarto, usai rapat di Sekretariat DPRD Tabalong pada 10 Oktober 2024. Ia menilai dokumen IPRO dibutuhkan untuk mendorong masuknya investasi dan menjadi pedoman bagi calon investor di Tabalong.
IPRO diketahui memiliki berbagai manfaat, seperti mendorong investasi, menjadi pedoman dan referensi bagi calon investor, sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan investasi, serta bukti komitmen pemerintah untuk menciptakan lingkungan investasi yang mendukung pertumbuhan ekonomi.
Winarto menyatakan dukungan pihaknya dalam pembuatan IPRO guna mendorong peningkatan investasi di Tabalong. Dalam kajiannya, pembuatan IPRO diestimasi memakan anggaran mulai dari 800 sampai dengan 1 miliar rupiah.
“Kita harus mendukung itu. Kita sampaikan tadi kepada dinas pengelola keuangan, kalau memang ada yang harus disiapkan dari sekarang, di saat penyusunan APBD kita harus support itu. Perkiraan 1 IPRO itu 800 sampai 1 miliar yang harus disediakan, sama dengan model perizinan yang lain yang saat ini kan sudah online semuanya. Jadi mau nggak mau kita harus siapkan itu. Itu untuk satu dinas penanaman modal,” ujar Winarto, Ketua Komisi II DPRD Tabalong.
Winarto menambahkan, dalam pengkajian ini, dirinya berharap investasi di Tabalong dapat naik kelas dan dilirik para investor. Dengan pengelolaan dan daya jual yang baik, dirinya juga yakin dunia investasi di Tabalong akan tumbuh dan berkembang.
(Gazali Rahman/TV Tabalong)
